"pernahkah kamu merasa hampa?"
"ya, pernah"
"kapan itu?"
"ketika keberadaan saya tidak disadari,
ketika senyuman tidak bisa saya berikan dan saya terima"
Saturday, October 6, 2007
Friday, October 5, 2007
Janji
Dia bertanya dalam hati.
Tentang janji.
Tentang kenapa janji itu harus ditepati?
Ya, kenapa janji harus ditepati?
Apakah karena pihak yang dijanjikan akan merasa kecewa kalau diingkari?
Apakah karena pihak yang menjanjikan jadi tidak dapat dipercaya kalau mengingkari?
Apakah karena Sang Pencipta tidak menyukai orang yang ingkar janji?
Lantas bagaimana kalau dalam usaha memenuhi janji ternyata harus menghadapi rintangan yang tidak dapat dihindari?
Akankan pihak yang dijanjikan tidak merasa kecewa karena diingkari?
Akankah pihak yang menjanjikan masih dapat dipercaya karena mengingkari?
Akankah Sang Pencipta bisa menyukai orang yang ingkar janji?
Dia masih bertanya dalam hati.
Masih tentang janji.
Masih tentang kenapa janji itu harus ditepati?
Tentang janji.
Tentang kenapa janji itu harus ditepati?
Ya, kenapa janji harus ditepati?
Apakah karena pihak yang dijanjikan akan merasa kecewa kalau diingkari?
Apakah karena pihak yang menjanjikan jadi tidak dapat dipercaya kalau mengingkari?
Apakah karena Sang Pencipta tidak menyukai orang yang ingkar janji?
Lantas bagaimana kalau dalam usaha memenuhi janji ternyata harus menghadapi rintangan yang tidak dapat dihindari?
Akankan pihak yang dijanjikan tidak merasa kecewa karena diingkari?
Akankah pihak yang menjanjikan masih dapat dipercaya karena mengingkari?
Akankah Sang Pencipta bisa menyukai orang yang ingkar janji?
Dia masih bertanya dalam hati.
Masih tentang janji.
Masih tentang kenapa janji itu harus ditepati?
Hulahoop
Barusan.
Saya melihat anak perempuan kecil bermain hulahoop, atau holahop? Atau hulahup? Atau holahoop? Atau... aahh bagaimana ya tulisannya yang benar? Pokoknya permainan ini terbuat dari bambu, berbentuk lingkaran dan cara memainkannya dengan dilingkarkan ke pinggang, diputar-putar sehingga pinggang kita ikut bergoyang. Kebayang kan? Kalau tidak juga hmm... ingat-ingat saja iklan mesin cuci di televisi yang dibintangi oleh Titi Kamal. Disana Titi bermain hulahoop sebagai penjelasan bagaimana cara kerja mesin cuci itu. Nah, sudah jelas kan?
Dulu.
Waktu masih kecil, saya senang sekali bermain hulahoop. Awalnya pinjam punya teman kalau sedang bermain di rumahnya. Lama-lama ketagihan, tidak puas kalau hanya pinjam. Lalu papa membelikan 2 buah untuk saya. Sebenarnya sih 2 itu untuk saya dan kakak perempuan saya
tapi berhubung kakak saya tidak suka (atau tidak bisa mbak? hehe..) memainkannya, jadilah kedua-duanya untuk saya...
Setiap hari saya bermain hulahoop. Pagi, siang, sore atau malam. Tentu saja kalau tidak sedang sekolah. Saking senangnya, saya suka mencoba-coba untuk memainkannya dibagian tubuh yang lain. Tidak hanya di pinggang, tapi juga di tangan, di lutut bahkan pernah sekali mencoba di leher! Wah mama langsung menakut-nakuti saya waktu itu, "hiii nanti lehernya muter nggak bisa balik lagi..." hahaha.. kontan saja little dee tidak pernah berani mencobanya lagi...:)
Sekali waktu acara 17 Agustusan di komplek rumah saya, lomba hulahoop digelar. Saya ingat itu hanya sekali-sekalinya permainan ini diperlombakan karena pesartanya hanya ada 3 orang, saya dan 2 teman saya :). Penilaiannya berdasarkan siapa yang paling lama tahan bermain. Saya menang? Tidak! Waktu sedang bermain, hulahoop saya tersenggol sikut saya sehingga merosot ke kaki. Saya coba bertahan dengan memainkannya di lutut, tapi tetap gagal. Saya lupa kemudian jadi pemenang kedua atau ketiga (pemenang ketiga? itu sih kalah ya namanya :)). Dan saya juga lupa bagaimana perasaan saya waktu itu. Sedih mungkin
Tapi yang pasti...
Sekarang.
Saya tersenyum. Anak perempuan kecil itu telah membawa sejenak ingatan saya ke masa lalu.
Ke masa dimana saya sedang bermain hulahoop. Dan kadang diganggu oleh kakak laki-laki dan kakak perempuan saya.
Saya melihat anak perempuan kecil bermain hulahoop, atau holahop? Atau hulahup? Atau holahoop? Atau... aahh bagaimana ya tulisannya yang benar? Pokoknya permainan ini terbuat dari bambu, berbentuk lingkaran dan cara memainkannya dengan dilingkarkan ke pinggang, diputar-putar sehingga pinggang kita ikut bergoyang. Kebayang kan? Kalau tidak juga hmm... ingat-ingat saja iklan mesin cuci di televisi yang dibintangi oleh Titi Kamal. Disana Titi bermain hulahoop sebagai penjelasan bagaimana cara kerja mesin cuci itu. Nah, sudah jelas kan?
Dulu.
Waktu masih kecil, saya senang sekali bermain hulahoop. Awalnya pinjam punya teman kalau sedang bermain di rumahnya. Lama-lama ketagihan, tidak puas kalau hanya pinjam. Lalu papa membelikan 2 buah untuk saya. Sebenarnya sih 2 itu untuk saya dan kakak perempuan saya
tapi berhubung kakak saya tidak suka (atau tidak bisa mbak? hehe..) memainkannya, jadilah kedua-duanya untuk saya...
Setiap hari saya bermain hulahoop. Pagi, siang, sore atau malam. Tentu saja kalau tidak sedang sekolah. Saking senangnya, saya suka mencoba-coba untuk memainkannya dibagian tubuh yang lain. Tidak hanya di pinggang, tapi juga di tangan, di lutut bahkan pernah sekali mencoba di leher! Wah mama langsung menakut-nakuti saya waktu itu, "hiii nanti lehernya muter nggak bisa balik lagi..." hahaha.. kontan saja little dee tidak pernah berani mencobanya lagi...:)
Sekali waktu acara 17 Agustusan di komplek rumah saya, lomba hulahoop digelar. Saya ingat itu hanya sekali-sekalinya permainan ini diperlombakan karena pesartanya hanya ada 3 orang, saya dan 2 teman saya :). Penilaiannya berdasarkan siapa yang paling lama tahan bermain. Saya menang? Tidak! Waktu sedang bermain, hulahoop saya tersenggol sikut saya sehingga merosot ke kaki. Saya coba bertahan dengan memainkannya di lutut, tapi tetap gagal. Saya lupa kemudian jadi pemenang kedua atau ketiga (pemenang ketiga? itu sih kalah ya namanya :)). Dan saya juga lupa bagaimana perasaan saya waktu itu. Sedih mungkin
Tapi yang pasti...
Sekarang.
Saya tersenyum. Anak perempuan kecil itu telah membawa sejenak ingatan saya ke masa lalu.
Ke masa dimana saya sedang bermain hulahoop. Dan kadang diganggu oleh kakak laki-laki dan kakak perempuan saya.
Thursday, October 4, 2007
Nightmare
Sudah dua malam terakhir ini saya mimpi buruk, berturut-turut.
Malam yang pertama saya lupa mimpi tentang apa, yang pasti saya mandi keringat ketika terbangun, dan bersyukur semua hanya mimpi.
Yang kedua, saya sedang berada di sebuah pusat pertokoan. Tangan kanan kiri saya penuh dengan kantong belanjaan. Tiba-tiba saya melihat ada api dikejauhan. Makin lama api itu makin mendekat ke arah saya. Semakin dekat dan semakin dekat. Saya berlari. Kantong-kantong ditangan terlepas. Saya tidak peduli, yang penting saya menjauh dari sana.
Saya tidak tahu bagaimana seharusnya akhir mimpi itu. Alhamdulillah saya terbangun. Jam menunjukkan pukul 3.32. Saya harus segera sahur.
Malam yang pertama saya lupa mimpi tentang apa, yang pasti saya mandi keringat ketika terbangun, dan bersyukur semua hanya mimpi.
Yang kedua, saya sedang berada di sebuah pusat pertokoan. Tangan kanan kiri saya penuh dengan kantong belanjaan. Tiba-tiba saya melihat ada api dikejauhan. Makin lama api itu makin mendekat ke arah saya. Semakin dekat dan semakin dekat. Saya berlari. Kantong-kantong ditangan terlepas. Saya tidak peduli, yang penting saya menjauh dari sana.
Saya tidak tahu bagaimana seharusnya akhir mimpi itu. Alhamdulillah saya terbangun. Jam menunjukkan pukul 3.32. Saya harus segera sahur.